Author: Fitri Adha Afya
Hello Blog, it’s been a while since the last time I
posted my blog. Kontennya membosankan, isn’t it? Tetapi, kali ini saya
memutuskan untuk share sesuatu yang berguna inshaAllah. It’s gonna be a long story, but please enjoy reading it.
Fyi, saya sempat
galau mau belajar IELTS atau TOEFL duluan. Setelah doa panjang minta petunjuk,
saya putuskan belajar TOEFL duluan. Saya sangat menyarankan kalian belajar
TOEFL duluan, apalagi bagi yang merasa kemampuan Grammar-nya dipertanyakan. Karena
di IELTS, kalian dianggap sudah paham grammar 200%.
Why do I write this?
Sebelumnya, saya
juga janji pada diri sendiri jika lulus test toefl ITP sesuai target score,
saya akan bagikan cerita saya. Pengalaman Test TOEFL
ITP: Mulai dari Daftar Hingga Hari-H Test baca disini. Tidak bermaksud
apa-apa, melainkan hanya ingin berbagi saja. Karena, dari pengalaman pribadi
saya sendiri merasa sangat terbantu dengan adanya postingan teman-teman lain di
blog mereka.
Why did I read their blogs?
Setiap orang pasti
punya tujuan berbeda-beda kenapa membaca review dan pengalaman orang lain.
Kalau saya pribadi, mulai dari bermaksud untuk memotivasi diri sendiri dengan
cara meyakinkan bahwa ada mereka yang berhasil, kenapa saya tidak? Jadi,
menurut saya ini langkah awal yang harus kalian lakukan.
Mencari
metode-metode apa yang mereka coba untuk menaikkan score, modul dan buku apa
yang mereka gunakan, hingga mencoba ambil pelajaran dari kekurangan mereka yang
sudah terlebih dahulu ikut tes. Modul dan Buku Yang
Wajib Dipelajari Untuk Target Score TOEFL ITP di Atas 500, baca disini.
The most important thing,
semangat saya 300 kali lebih membara ketika membaca pengalaman orang lain yang
berhasil mencapai target untuk mimpi mereka. Meski takdir semua orang
berbeda-beda, jangan ngomong dulu sebelum anda mencoba mati-matian untuk hal
tersebut.
Why is it too hard to start?
Saya yakin
kebanyakan dari kalian yang sedang membaca blog saya saat ini sedang berjuang
untuk toefl ITP. Walaupun belum berjuang, tapi mungkin ada yang akan segera
berjuang. Namun, banyak dari kita yang mungkin ingin mencoba tapi terus-menerus
merasa kayaknya gak bisa, kayaknya gak terkejar, kayaknya nanti mager, kayaknya
kayaknya dan kayaknya.
Well, itu bisa aja
terjadi saya juga pernah mengalami hal yang serupa untuk hal-hal yang tidak
saya perjuangkan. Kenapa bisa begitu? The
answer is pretty simple, karena kalian tidak menjadikan itu prioritas dan
list untuk hal yang wajib diwujudkan. Coba kalian jadikan itu prioritas dan
mimpi yang bagaimanapun caranya harus diwujudkan? Saya yakin bisa, akan bisa, sooner or later pasti bisa. I bet ya, BISA.
My previous English experience
Saya
dan anda semua, pasti sudah belajar Bahasa Inggris dari jaman SD, SMP, SMA,
bahkan kuliah juga required English subject.
Saya ingat sekali, pernah malu di bangku SMA karena pronoun aja gak bisa. It’s she purse, saya dulu pernah ngomong gitu.
Padahal yang benarnya adalah it’s her
purse.
Lucu
sih, foolnya keterlaluan. Bukan fool or
stupid juga, it’s because English
isn’t our mother language. Language
is about how often you get used to be with it (menurut saya). Guru SMP saya
selalu berkoar-koar bilang, practice,
practice, and practice. Bosan dengar beliau selalu ngomong gitu, tapi ada
benarnya. Hahaha
Well,
sorry pembukaan untuk sub pembahasan ini kepanjangan haha. Pengalaman saya, memulai
belajar sendiri untuk TOEFL itu menantang sekali. I mean, kita pasti akan bingung dan ini menjadi PR terberat yang
pernah ada. Januari 2019 saya kursus TOEFL (udah mulai serius belajarnya),
bayar mahal sampai 700ribuan lebih. Tapi, seminggu saya les ternyata saya
keterima kerja dan musnahlah sudah biaya les dan mimpi saya bisa dapat score
toefl.
Tapi,
singkat cerita saya resign dari kerjaan tersebut setelah seminggu kerja, funny though. Kebetulan apa ini semuanya
serba seminggu. Saya menggalau, hingga tibanya April 1st, 2019 saya
memutuskan untuk “Oke, saya akan self-learning
bagaimanapun caranya target saya harus mencapai score 500 above.
Tapi pada saat itu bingung, ini mulainya gimana, nanti kalau
saya gak paham tanyanya ke siapa? Kalau yang saya pelajari dan pahami ternyata
salah gimana? Pertanyaan itu akan muncul, especially
bagi kalian an overthinker like me.
How to start?
1. Jangan
ragu, yakinkan dulu diri kalian siap 100%. Belajar otodidak itu dua kali lebih
menantang, tapi tergantung kalian. Saya lebih pusing dan stres belajar di les,
karena ketika miss nya bilang, jadi kalau nanti jumpa of, kata sebelumnya harus noun
blabla. Gimana kalau pada saat itu kalian belum kenal dengan noun atau sulit bedakan noun dengan adverb? Misalnya ya.
2. Go to someone else’s blog. It’s the most
effective way to do for me,
baca dulu pengalaman orang biar dapat gambaran.
3. Know yourself. Ini penting, kalian harus kenal
diri kalian, kemampuan kalian itu bagaimana, metode belajar terbaik kalian itu
seperti apa. It’s good to read about
other peoples’ experiences, tapi coba pilah-pilah hingga akhirnya dapat
versi kamu pribadi yang efektifnya gimana. Remember,
there is no such the best method to learn English. All depend on you.
4. Find the best way to study. Ini penting sekali! Misalnya, kalian
itu merasa lebih paham kalau belajarnya harus gimana. Apa ke perpus, belajar di
kamar dengan tidak ada gangguan, harus dengan musik, dll. Pastikan kalian
mencintai kegiatan belajar ini.
5. Manage your time well. Ada mereka yang belajar 2 jam
sehari cukup, ada yang harus belajar 10 jam. Approximately, saya menghabiskan waktu more than 11 hours sehari untuk belajar English. Saya juga gak
paham kenapa selama ini. Depress? Stressful? Of course. Tapi saya selalu bilang
ke diri saya, “Fighting Afya, hard work will pay off”.
6. Kasus saya, tidak perlu membuat jadwal seperti roster sekolah. It doesn’t work for me, cukup mental yang kuat dan konsisten sama diri sendiri.
Itu
untuk versi how to start yang
pertama, langkah selanjutnya gimana dong ce? Here we go.
7. Saya
baca di blog kebanyakan orang, sarannya itu coba mulai dengan ikut toefl preparation test dimana saja untuk
mengukur kemampuan. Pada saat itu saya ikut di KIES Aceh, ini nilainya. Saya
malu, score reading saya seperti itu, hitung saja berapa jumlah soal yang mampu
saya jawab.
8. Print
out modul-modul terbaik, cari tau di berbagai macam sumber. Saya lebih percaya
referensi yang diberikan oleh mereka yang posting di blog pribadi. Also, I highly recommend you to belajarnya
dari modul berbahasa English. Jangan belajar dari modul Bahasa Indonesia, tapi
kalau merasa berat boleh dan sah saja.
Mulai belajar untuk section yang
tersulit versi anda. Saya lemah sekali di structure,
jadi itu yang saya perjuangkan dengan sebenar-benarnya. Bulan pertama saya
belajar structure, sempat stress
berat. Saat first test mandiri untuk
prediction, guess what?
Yang benar
cuma 20, itupun karena ada beberapa yang saya tebak aja jawabnya. Tbh, saya
semakin tertekan dan hari-hari tidak menyenangkan. Tidur tidak nyenyak, makan
semakin banyak karena otak terkuras terus, tapi tidak gemuk *yeey hahaha.
9. Kedua
saya sangat *gak tau jelasinnya gimana, di bagian reading. Selanjutnya saya akan share modul apa yang bagus. Ketiga, listening. Modul
terbaik yang saya gunakan untuk meningkatkan score setiap section, baca disini.
10. Wajib
punya catatan. Terserah mau catat apa, kalau saya selalu catat vocabulary baru dan juga adj prep, verb prep, lainnya yang menurut saya sulit dan harus sering saya
ulang-ulang.
11. Keep learning, walaupun di tengah jalan kalian
rasanya udah gak kuat lagi. Never ever
give up, what you think, you become.
12. Cari
solusi untuk materi yang kamu rasa sulit sekali untuk dipahami dan evaluasi.
Bisa dengan bertanya kepada teman yang lebih paham, atau belajar di internet
(sumbernya harus lebih dari 3).
Beberapa
tips memulai belajar TOEFL ITP otodidak di atas, mungkin saja don’t work for you. Tapi, bagaimanapun
pasti ada yang bisa kamu ambil poin positifnya untuk diterapkan. Saya tidak
terlahir dengan kemampuan English yang cemerlang, beda dengan most of them whose this ability since they
were born.
Jangan
lupa, sesuaikan dengan diri dan kemampuan kamu. We’re all unique, no body is stupid or fool. Itu semua hanya
masalah metode yang harusnya kita aplikasikan sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Good luck ya, if I can do it, why you can’t? If they’ve done it, why you haven’t
yet? What’re you waiting for?
Afya.
terima kasih mba sharing nya, sangat bermanfaat
BalasHapusHi Amini. I am happy to hear that. Thank you :)
BalasHapusterimakasih sharingnya kak, semoga aku bisa seperti kaka. karna liat harga les itu lumayan juga :')
BalasHapusAmin aminn. You can do it, I bet. Selama gak menyerah dan selalu cari cara belajar paling efektif untuk diri sendiri. Kalau ngerasa down, jangan lupa minta semangat dari teman-teman ya :)
HapusSangat bermanfaat sekali sharingnya, semakin yakin dan semangat lagi, makemak like me juga bisa mengejar ketinggalan ya kan
BalasHapusBisa banget kok. Gak ada kata terlambat di dunia itu, itu kata pepatah udah paling benar. Usaha juga harus sebesar cita-cita ya :)
HapusMba Afya,,, aku lagi ngalamin sama persis pada paragraf awal,, lagi kuatin mental dan push diri biar fight dan disiplin belajar.
BalasHapusKeren, mkasih udah berbagi
Masalah konsisten, kuatin mental, dan agar selalu memberikan sugesti positif terhadap diri sendiri emang PR banget. Tapi, semua itu akan terlewati dan pasti kamu akan melihat progress nya meskipun kecil. Yang penting konsisten terus belajarnya ya :)
Hapus