Minggu, 30 Juni 2019

Modul dan Buku Yang Wajib Dipelajari Untuk Target Score TOEFL ITP di Atas 500

Author: Fitri Adha Afya

Everyone is different, no body was born to be the same as others”, even a twin. Karena saya memegang prinsip ini, saya selalu mencari cara unik versi saya untuk belajar. Kenapa saya berani bilang begini? Karena saya sudah berpengalaman sekali, ceilee. Mulai dari masa kuliah, saya punya teman pinter yang mana ketika akan final, dia santai saja belajarnya tapi bisa. Saya coba santai seperti dia? Gak bisa coyy, I needed to study more and more.

Untuk belajar English terutama TOEFL, saya menerapkan hal yang sama. Sebelumnya saya pernah singgung mengenai suka sekali go to someone else’s blog. Disana saya banyak mendapati mereka yang mendapatkan score tinggi untuk TOEFL, tapi reviewnya mereka itu tidak belajar yang gimana-gimana. Not sure apakah mereka belajar gigih tapi tidak share disana, atau memang mereka sudah jenius dalam bidang bahasa.

Untuk seseorang dengan kemampuan biasa saja seperti saya, yang score TOEFL cuma 453 pastinya saya butuh modul dan buku yang tepat. Apalagi kali ini saya hendak belajar secara otodidak dan memulai semuanya dari awal, suci nan bersih hahaha. Saya sadar dengan kemampuan diri, saya selalu diharuskan untuk belajar lebih gigih dan mati-matian. Dari pengalaman-pengalaman yang tidak mengenakkan ini, membuat saya dari yang hate studying became love studying alot.

Note these!

Ohya saya lupa menyinggung poin yang satu ini, belajar TOEFL itu lebih kaku dan pastinya itu untuk mengukur kemampuan English pasif kalian. Beda dengan kalian ikut kursus untuk kelas speaking dan juga untuk kurikulum lainnya.

 Saya pernah ambil kursus Speaking di tahun 2013, tidak perlu saya mention lagi lah kemampuan saya pada saat itu *bad. Tapi, dengan belajar speaking banyak benefit yang kalian dapatkan, mulai dari mental keberanian untuk speak upmemorize new vocabulary, hingga tau susunan kalimat yang benar.

Beda Belajar TOEFL dengan Speaking

Tahun berikutnya 2014, saya juga pernah ambil kelas Speaking untuk mengasah skill speaking saya. Tidak ragu, saya ambil kelas camp dimana belajarnya malam dan nginap di camp. Kursus ini berjalan selama satu bulan, dan di akhir kelas saya mendaptkan nilai memuaskan. Ingat ya, speaking itu kadang tidak perlu malu dan don’t give a care about grammar.

Tahun 2015, saya merasa belum puas dengan skill bahasa Inggris yang saya punya, akhirnya saya ambil kursus lagi. Saat itu saya ingin kursus langsung dengan Native. Mereka menggunakan metode Cambridge, mulai dari buku, audio, hingga pengajarnya itu memang Native. Les ini selama 3 bulan, saya lupa berapa kali pertemuan. Biaya lesnya lumayan, saya nabung keras pada saat itu agar tetap bisa bayar biasa les. *keras kayak batu.

Di tahun selanjutnya, saya mencoba les TOEFL yang mana pada saat itu saya sendiri bingung apa itu adverb, preposition, dan istilah grammar lainnya. Saya merasa, istilah itu tidak penting sehingga saya menjawab soal-soal TOEFL literally karena feeling aja. Lol, kenapa saya egois banget saat itu ya? Itu kursus terakhir yang saya ikuti selama kuliah.

Next plan kala itu, saya menghabiskan waktu luang untuk kursus Korean dengan 2 teman lainnya, Wiwin dan Rini. 

Modul atau Buku Terbaik Untuk Structure

Semua tips yang saya sampaikan di blog ini ialah berdasarkan pengalaman saya. Sebelumnya, score terakhir untuk structure saya pada saat prediction adalah 47. Teman-teman, ini sangat memalukan bagi saya dan saya juga tidak puas dengan score itu. Berikut ini saya coba share modul terbaik untuk belajar structure yang bisa teman-teman coba, dan belajarnya itu sesuai urutan buku atau modul yang saya urutkan ya. Versi saya.

1. Longman

Saya merasa berdosa, karena pernah menjelek-jelekkan si Longman ini dengan menganggap itu modul jadul. Udah jadul kok masih aja dipakai, dan juga saya merasa modul ini pembahasannya mudah sehingga tidak menantang *ampung sombong banget sih SAYA hahaha.

Tapi, untuk kalian yang mengalami kelemahan di structure or grammar, wajib pelajari buku ini. Saya lahap longman selama seminggu, bukunya itu benar-benar bagus dan terstruktur. Setiap bahasan dijelaskan dengan materi ringkas dan renyah. Saya sadar akan kesalahan yang saya lakukan karena ngata-ngatain Longman, kualat. Benci jadi cinta.

2. Cliff

I wish I knew this module earlier, saya belajar modul Cliff ini seminggu sebelum test. Benar-benar recommended ya modul ini. Super lengkap, sangat lengkap, banyak bahasan soal. Top banget dah, tapi tebal coy, saya tidak print out modulnya. 

3. English Grammar: Betty Azar

Saya dapat buku ini sebagai warisan dari cece saya, buku ini bermanfaat sekali 1000%. Pastikan kalian memahami semua bahasannya. Fokus pada bagian yang menjadi kelemahan kalian, kalau saya di bagian Uncountable Noun dan Relative Clause. Kalau belum paham materinya, jangan jawab soalnya lewatkan saja dulu.





4. Bruce Roger 

Kesalahan saya, belajar di awal saat itu langsung ke modul ini. Harusnya saya pelajari modul ini terakhir karena bahasannya sudah advanced. Penjelasannya tidak terlalu rinci, hanya dijelaskan bagian point-pointnya saja, ditambah lagi mereka tidak jelaskan kenapa jawaban benar dan salah. Try to find out itself, dengan begitu otak kita dipaksa bekerja hingga akhirnya ketemu dan bisa. 

5. BBC Learning English

Untuk hiburan dan agar tidak bosan, saya kadang-kadang belajar di “English in a minute”. Mudah dipahami, kalaupun harus mencatat tidak susah karena penjelasannya langsung ke inti. Saya prefer versi You-Tube daripada Instagram atau Webnya. BBC Learning English

6. Cambridge Dictionary
Mereka menyajikan beberapa materi mengenai Grammar yang mudah dipahami. Optional aja menurut saya untuk belajar materi dari sini. Cambridge Dictionary

7. English Club

 Selain tau ilmu baru, di web ini kalian bisa belajar structure dan ketemu vocab baru. English Club

8. Barron

Disini hanya ada bahasan soal saja, tapi tidak masalah untuk latihan. Saya punya modul Barron Edisi *lupa, yang mana lebih lengkap.

9. Best Score TOEFL ETS


Kalau sudah cukup puas dengan mempelajari semua modul dan buku di atas, baru coba jawab soal structure di buku ini ya. Syuliiitttt. Saya beli buku ini di Gramedia Aceh Rp 198.000,-.

10. Peterson

Ini optional aja, semua materinya sulit menurut saya hahaha karena bahasan TOEFL tahun 90an.

Modul Terbaik Untuk Reading

Hingga sekarang saya masih lemah di bagian ini, mungkin karena tidak totalitas latihannya. Menurut saya, meningkatkan toefl reading itu hanya bisa jika penguasan vocab yang banyak, paham tenses, dan juga pemahaman yang baik akan bacaan. Berikut ini rekomendasi buku dan modul dari saya:

1. Bruce Roger

Kalian bisa belajar step by step dari modul ini, per bahasan untuk soal yang sering muncul. Jenis soal yang ada pun cukup sulit, menyerupai soal ITP asli.

2.   VOA News

Dalam seminggu, kadang cuma 2 berita yang saya baca dari situs ini, karena memang saya blank sekali dengan reading. Tidak suka, tidak cinta, sudah coba, tapi tidak dapat feelnya. Saya paham saat baca semua berita itu tapi butuh waktu yang lama hahaha.

3. Longman

Saya tidak belajar bagian reading di modul ini, tapi setelah saya cek pembahasannya sama seperti structure. Sangat struktural dan juga bagus untuk dipahami.

4.   Best Score TOEFL ETS

Bahasan soal reading  buku ini, PERSIS SOAL TOEFL ITP. Saya beruntung beli buku ini meski seminggu lagi menuju waktu test. Berkat buku ini saya tidak terkejut menjawab soal pas actual tes ITP karena memang sama bentuknya.

5. 400 essential words for TOEFL

Wajib ya gengs, karena memang beberapa vocab disana itu seringkali keluar di soal reading. Seperti, vulnarable, massive, maintain, occur, obtain, dll.

Sebagai tambahan, coba untuk menghafal vocab itu pahami juga penggunaan di kontek kalimat mana biasa digunakan. Catat juga synonim untuk vocab yang kalian baru hafal, dicatat, dan diulang-ulang agar tidak lupa. Karena reading itu menguji pemahaman kita terhadap suatu bacaan, tidak banyak tau vocab ya sudah tamatlah.

Modul Terbaik Untuk Listening

Saya sangat suka bagian ini, karena memang menurut saya pertanyaannya daily conversations. Tapi, ketika soalnya itu tentang materi Idioms dan sejenisnya, lumayan sulit. Walaupun score listening cuma 51, to be frank listening ITP tidak semudah listening prediction.

1.  Bruce Roger
Sangat sangat bagus, kecepatan speakernya ngomong cocok untuk latihan.

2. Barron
Banyak yang review bagian listening di modul ini sulit, and it’s true.


3.  You-Tube channelnya English Sheriff

Soal listening disini, menurut saya persis dengan actual test tingkat kesulitannya. Malam sebelum test, saya coba jawab-jawab soal disini. Awalnya shock kok sulit, tapi Alhamdulillah it’s so helpful dan karena udah menjawab soal listening dari channel ini saya tidak terlalu merasa shock lagi.

4.  You-Tube channelnya BeautyonTest

Suka belajar dari channel ini, karena suaranya sangat jelas sehingga cukup jelas, tidak seperti listening di buku ETS.

5. Channel YT TedTalk

Tidak hanya mengasah kemampuan listening, kalian bakal dapat informasi baru dari setiap video yang ada di konten YT Ted. You must watch all the videos!

Ini buku dan modulnya,

Ohya, banyak orang menyarankan untuk menambah skill listening itu dengan cara nonton movie Barat. Tapi, menurut saya cara ini tidak efektif. Lebih efektifnya tonton video BBC Council-LearnEnglish Teens atau 6 minutres English from BBC Learning English, dan sejenisnya. Karena disertai dengan subtitle, durasi yang tidak terlalu panjang, dan konteks pembahasannya itu spesifik.

Note, jangan lupa saat latihan setiap section itu patokin waktu ya. Buat diri kalian seolah-olah memang sedang actual test. Terutama bagian reading, jangan ulang kesalahan saya. Print out lembar jawaban untuk latihan, karena proses membulatkan ini cukup memakan waktu lama. Jika kalian sudah terbiasa, akan lebih mudah dan pasti akan menemukan teknik terbaiknya.

Always practicing. Wish you a good luck!

 Afya. 









Tips Memulai Belajar TOEFL Otodidak Untuk Test TOEFL ITP: Based on My Experience!

Author: Fitri Adha Afya

Hello Blog, it’s been a while since the last time I posted my blog. Kontennya membosankan, isn’t it? Tetapi, kali ini saya memutuskan untuk share sesuatu yang berguna inshaAllah. It’s gonna be a long story, but please enjoy reading it.

Fyi, saya sempat galau mau belajar IELTS atau TOEFL duluan. Setelah doa panjang minta petunjuk, saya putuskan belajar TOEFL duluan. Saya sangat menyarankan kalian belajar TOEFL duluan, apalagi bagi yang merasa kemampuan Grammar-nya dipertanyakan. Karena di IELTS, kalian dianggap sudah paham grammar 200%.

Why do I write this?  

Sebelumnya, saya juga janji pada diri sendiri jika lulus test toefl ITP sesuai target score, saya akan bagikan cerita saya. Pengalaman Test TOEFL ITP: Mulai dari Daftar Hingga Hari-H Test baca disini. Tidak bermaksud apa-apa, melainkan hanya ingin berbagi saja. Karena, dari pengalaman pribadi saya sendiri merasa sangat terbantu dengan adanya postingan teman-teman lain di blog mereka.

Why did I read their blogs?

Setiap orang pasti punya tujuan berbeda-beda kenapa membaca review dan pengalaman orang lain. Kalau saya pribadi, mulai dari bermaksud untuk memotivasi diri sendiri dengan cara meyakinkan bahwa ada mereka yang berhasil, kenapa saya tidak? Jadi, menurut saya ini langkah awal yang harus kalian lakukan.

Mencari metode-metode apa yang mereka coba untuk menaikkan score, modul dan buku apa yang mereka gunakan, hingga mencoba ambil pelajaran dari kekurangan mereka yang sudah terlebih dahulu ikut tes. Modul dan Buku Yang Wajib Dipelajari Untuk Target Score TOEFL ITP di Atas 500, baca disini.

The most important thing, semangat saya 300 kali lebih membara ketika membaca pengalaman orang lain yang berhasil mencapai target untuk mimpi mereka. Meski takdir semua orang berbeda-beda, jangan ngomong dulu sebelum anda mencoba mati-matian untuk hal tersebut.

Why is it too hard to start?

Saya yakin kebanyakan dari kalian yang sedang membaca blog saya saat ini sedang berjuang untuk toefl ITP. Walaupun belum berjuang, tapi mungkin ada yang akan segera berjuang. Namun, banyak dari kita yang mungkin ingin mencoba tapi terus-menerus merasa kayaknya gak bisa, kayaknya gak terkejar, kayaknya nanti mager, kayaknya kayaknya dan kayaknya.

Well, itu bisa aja terjadi saya juga pernah mengalami hal yang serupa untuk hal-hal yang tidak saya perjuangkan. Kenapa bisa begitu? The answer is pretty simple, karena kalian tidak menjadikan itu prioritas dan list untuk hal yang wajib diwujudkan. Coba kalian jadikan itu prioritas dan mimpi yang bagaimanapun caranya harus diwujudkan? Saya yakin bisa, akan bisa, sooner or later pasti bisa. I bet ya, BISA.

My previous English experience

Saya dan anda semua, pasti sudah belajar Bahasa Inggris dari jaman SD, SMP, SMA, bahkan kuliah juga required English subject. Saya ingat sekali, pernah malu di bangku SMA karena pronoun aja gak bisa. It’s she purse, saya dulu pernah ngomong gitu. Padahal yang benarnya adalah it’s her purse.

Lucu sih, foolnya keterlaluan. Bukan fool or stupid juga, it’s because English isn’t our mother language. Language is about how often you get used to be with it (menurut saya). Guru SMP saya selalu berkoar-koar bilang, practice, practice, and practice. Bosan dengar beliau selalu ngomong gitu, tapi ada benarnya. Hahaha

Well, sorry pembukaan untuk sub pembahasan ini kepanjangan haha. Pengalaman saya, memulai belajar sendiri untuk TOEFL itu menantang sekali. I mean, kita pasti akan bingung dan ini menjadi PR terberat yang pernah ada. Januari 2019 saya kursus TOEFL (udah mulai serius belajarnya), bayar mahal sampai 700ribuan lebih. Tapi, seminggu saya les ternyata saya keterima kerja dan musnahlah sudah biaya les dan mimpi saya bisa dapat score toefl.

Tapi, singkat cerita saya resign dari kerjaan tersebut setelah seminggu kerja, funny though. Kebetulan apa ini semuanya serba seminggu. Saya menggalau, hingga tibanya April 1st, 2019 saya memutuskan untuk “Oke, saya akan self-learning bagaimanapun caranya target saya harus mencapai score 500 above.

 Tapi pada saat itu bingung, ini mulainya gimana, nanti kalau saya gak paham tanyanya ke siapa? Kalau yang saya pelajari dan pahami ternyata salah gimana? Pertanyaan itu akan muncul, especially bagi kalian an overthinker like me.

How to start?


Gambar terkait1. Jangan ragu, yakinkan dulu diri kalian siap 100%. Belajar otodidak itu dua kali lebih menantang, tapi tergantung kalian. Saya lebih pusing dan stres belajar di les, karena ketika miss nya bilang, jadi kalau nanti jumpa of, kata sebelumnya harus noun blabla. Gimana kalau pada saat itu kalian belum kenal dengan noun atau sulit bedakan noun dengan adverb? Misalnya ya.




Hasil gambar untuk read a blog2. Go to someone else’s blog. It’s the most effective way to do for me, baca dulu pengalaman orang biar dapat gambaran.












Hasil gambar untuk know yourself3. Know yourself. Ini penting, kalian harus kenal diri kalian, kemampuan kalian itu bagaimana, metode belajar terbaik kalian itu seperti apa. It’s good to read about other peoples’ experiences, tapi coba pilah-pilah hingga akhirnya dapat versi kamu pribadi yang efektifnya gimana. Remember, there is no such the best method to learn English. All depend on you





Gambar terkait4. Find the best way to study. Ini penting sekali! Misalnya, kalian itu merasa lebih paham kalau belajarnya harus gimana. Apa ke perpus, belajar di kamar dengan tidak ada gangguan, harus dengan musik, dll. Pastikan kalian mencintai kegiatan belajar ini.






Hasil gambar untuk manage your time


5. Manage your time well. Ada mereka yang belajar 2 jam sehari cukup, ada yang harus belajar 10 jam. Approximately, saya menghabiskan waktu more than 11 hours sehari untuk belajar English. Saya juga gak paham kenapa selama ini. Depress? Stressful? Of course. Tapi saya selalu bilang ke diri saya, “Fighting Afya, hard work will pay off”.




6. Kasus saya, tidak perlu membuat jadwal seperti roster sekolah. It doesn’t work for me, cukup mental yang kuat dan konsisten sama diri sendiri.

Itu untuk versi how to start yang pertama, langkah selanjutnya gimana dong ce? Here we go. 

7.  Saya baca di blog kebanyakan orang, sarannya itu coba mulai dengan ikut toefl preparation test dimana saja untuk mengukur kemampuan. Pada saat itu saya ikut di KIES Aceh, ini nilainya. Saya malu, score reading saya seperti itu, hitung saja berapa jumlah soal yang mampu saya jawab. 




8. Print out modul-modul terbaik, cari tau di berbagai macam sumber. Saya lebih percaya referensi yang diberikan oleh mereka yang posting di blog pribadi. Also, I highly recommend you to belajarnya dari modul berbahasa English. Jangan belajar dari modul Bahasa Indonesia, tapi kalau merasa berat boleh dan sah saja.

Mulai belajar untuk section yang tersulit versi anda. Saya lemah sekali di structure, jadi itu yang saya perjuangkan dengan sebenar-benarnya. Bulan pertama saya belajar structure, sempat stress berat. Saat first test mandiri untuk prediction, guess what?

 Yang benar cuma 20, itupun karena ada beberapa yang saya tebak aja jawabnya. Tbh, saya semakin tertekan dan hari-hari tidak menyenangkan. Tidur tidak nyenyak, makan semakin banyak karena otak terkuras terus, tapi tidak gemuk *yeey hahaha.

9. Kedua saya sangat *gak tau jelasinnya gimana, di bagian reading. Selanjutnya saya akan share modul apa yang bagus. Ketiga, listening. Modul terbaik yang saya gunakan untuk meningkatkan score setiap section, baca disini.

10. Wajib punya catatan. Terserah mau catat apa, kalau saya selalu catat vocabulary baru dan juga adj prep, verb prep, lainnya yang menurut saya sulit dan harus sering saya ulang-ulang. 

11. Keep learning, walaupun di tengah jalan kalian rasanya udah gak kuat lagi. Never ever give up, what you think, you become

Hasil gambar untuk toefl preparation test in room

12. Cari solusi untuk materi yang kamu rasa sulit sekali untuk dipahami dan evaluasi. Bisa dengan bertanya kepada teman yang lebih paham, atau belajar di internet (sumbernya harus lebih dari 3). 

Beberapa tips memulai belajar TOEFL ITP otodidak di atas, mungkin saja don’t work for you. Tapi, bagaimanapun pasti ada yang bisa kamu ambil poin positifnya untuk diterapkan. Saya tidak terlahir dengan kemampuan English yang cemerlang, beda dengan most of them whose this ability since they were born.

Jangan lupa, sesuaikan dengan diri dan kemampuan kamu. We’re all unique, no body is stupid or fool. Itu semua hanya masalah metode yang harusnya kita aplikasikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Good luck ya, if I can do it, why you can’t? If they’ve done it, why you haven’t yet? What’re you waiting for?

Afya.



Pengalaman Test TOEFL ITP: Mulai dari Daftar Hingga Hari-H Test

Author: Fitri Adha Afya

Mungkin postingan ini kurang berfaedah ya, tapi saya sangat excited menulis bahasan ini. Alasannya? karena pengalaman pribadi sebelum tes coba cari-cari blog siapa aja yang pernah nulis rasa deg-deg dan takutnya mereka beberapa waktu sebelum test. I felt it, before. So, this blog might be the one you are awaiting for haha.


Kapan Waktu Terbaik Anda Seharusnya Ikut Test?

Saya sempat ragu pada saat itu, hari pertama saya merencanakan program belajar TOEFL self-learning, saya tidak mampu menjawab pertanyaan yang satu ini. Kebanyakan pengalaman mereka itu hanya membutuhkan waktu sebulan saja untuk belajar. Tapi, kata hati saya pada saat itu mengatakan “tidak yakin”, “kayaknya gak bisa”.

Tapi, saat itu saya tidak terlalu ambil pusing dan memutuskan belajar dulu selama sebulan dan nanti di minggu ke-3 saya coba tanya kata hati saya lagi. Tepat di minggu ketiga, saya merasa okay saya tidak siap ikut tes sekarang. Saat itu saya berencana mengejar deadline AAS, tapi hati terus bilang “I don’t think I can”. Terus saya bilang juga sama diri sendiri “Where have I been”? Kemana aja kok baru sekarang pengen pursue a master degree? Wkwkw.

Jadi, kesimpulannya itu adalah kamu sendiri yang lebih tau berapa bulan waktu yang dibutuhkan untuk belajar dan kapan waktu terbaik untuk ikut tes toefl ITP. Bagi yang punya budget lebih, boleh saja ikut tes sekali jika memang ingin tau bentuk soalnya gimana sekaligus tau score ITP berapa.

Tapi, saat itu saya inginnya sekali tes langsung dapat. Ultimately, saya yakinnya setelah belajar 2 bulan TOEFL secara maksimal versi saya baru yakin ambil test di tanggal 18 Juni 2019.

Memilih Lokasi Test

Banyak hal yang saya pertimbangkan untuk memilih lokasi test, saya sudah list semuanya. Mulai dari ruangan test yang nyaman, suhu ruangannya gimana, posisi meja dan kursinya gimana, lighteningnya cocok gak, the most important itu speaker untuk listeningnya. Astaga, saya memang orangnya ribet karena tidak suka dengan risiko yang tidak terduga. So, I’d planned these all perfectly.

Ada 3 lokasi test ITP yang saya tau di Banda Aceh, UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala, dan KIES Aceh. Saya inginnya test di KIES atau Unsyiah pada saat itu. Setelah lihat, jadwal test di Unsyiah sesuai dengan kata hati saya. Yasudah saya putuskan test di Unsyiah dan dengar-dengar untuk alumni dapat discount ya? Ternyata tidak wkwkwkw.

Daftar TOEFL ITP

Saya cari tau di link UPT Unsyiah, cara daftarnya itu tidak lagi manual melainkan semuanya online. Nanti terpampang disitu tanggal berapa pendaftaran ditutup dan kapan waktu paling telat kalian bisa daftar. Saya daftar di hari deadline. Langsung ke ATM karena harus transfer, saat transfer aja saya deg-degan, serius hecticnya berlebihan.

Fyi, biaya test toefl ITP di Pusat Bahasa Unsyiah itu Rp 540.000,-.

Singkat cerita, minus H-1 saya tidak juga dapat konfirmasi sebagai peserta dan belum tau besok testnya jam berapa. Langsung ke Pusat Bahasa dan kata mereka saya sudah terdaftar dan testnya jam 8. Deg, saya tidak suka test pagi, but not bad karena otak masih fresh dan tidak terlalu lama merasakan hectic menuju siang.

Hari H-Test

Tiba di lokasi jam 7.30 WIB, beneran ini kecepatan dan beneran juga saya peserta pertama yang datang dengan pintu juga masih terkunci. Jam 8 sudah banyak peserta yang datang, mulai masuk ruangan jam 8 lewat 10 kalau gak salah. Langsung milih posisi duduk terbaik, saya tidak mau dingin menganggu konsen saya. 

You know, it was an early morning dan berada di ruangan dingin saya tidak nyaman haha. Akhirnya saya pilih duduk di tengah, dengan posisi bangku dan meja yang tepat dan lighting yang mantap.

Beneran, disitu saya yang paling muda lainnya ada abang-abang, ibu-ibu, dan bapak-bapak, tidak ada anak-anak. Saya lirik kiri kanan, mereka terlihat sangat santai dan seperti siap ikut tes. Saya juga sebenarnya, tapi tidak untuk reading. Saya terus bilang “Lahawlawalaquwwata illabillahil’aliyyil a’zim”. Sempat takut sekali kalau tidak lulus dan harus belajar lagi, but my mom told me “serahkan aja semuanya”, sesuatu yang menjadi rejeki kita gak akan tertukar.

Gambar terkait

Akhirnya intruksi untuk isi lembar jawaban oleh pihak ETS dimulai, dan kami diberi waktu untuk mengisi dan membulatkan data diri. Saran untuk teman-teman, download handbooknya ETS ya, coba isi lembar jawaban itu, atau baca kuisionernya. Dikhawatirkan karena nervous dan gugup takut salah isi haha karena saya saat itu hampir buat malu.







Tes Dimulai

Well, test pun dimulai dengan section pertama yaitu listening. Kadang saya membaca pilihan jawabannya dulu untuk menebak kira-kira apa soalnya, tapi menuju soal ke 10 hal ini tidak nyaman bagi saya. Jadi, saya dengar dulu, pahami apa yang speakers nya bicarakan baru jawab. Pastikan kalian familiar dengan kata-kata yang sering muncul di listening, seperti need a hand, enroll, drop out, dan lainnya.

Saya merasa kurang maksimal di listening karena gugup, pikiran buruk seperti ini “kira-kira saya benar gak ya jawabnya, ini gimana kalau scorenya jelek”. Bercampur aduk, perasaan yang tidak enak. Hingga menuju soal ke 15 akhirnya saya bilang ke diri saya, Oke fokus.

Masuk ke part B, saya terlalu sibuk membaca pilihan jawaban sambil si speakers nya ngomong. Akhirnya, saya bingung. Saya tidak mengulang kesalahan ini di Part C, akhirnya terbukti lumayan paham dan bisa jawab.

Masuk ke structure and written expression, rasanya saya berada di posisi aman saat itu. Mulai dengan soal mencari yang benar saya senang sampai soal ke 10, menuju soal ke 11 langsung muter-muter ini tensesnya apa, verbnya mana, subjectnya mana, haha.

Menuju soal ke 15, masih mulus perjalanan sampai ke soal nomor 35, selanjutnya ada beberapa yang saya bingung hingga terlalu fokus dan lupa waktu. Saya terkejut lihat jam sudah memakan waktu reading 3menitan. Disitu saya tiba-tiba keringat dingin, karena saya tau saya butuh waktu lama di reading.

Masuk ke bagian reading, saya langsung lemas haha. Sampai ke bacaan kedua, saya merasa terlalu lama menghabiskan waktu di satu soal. Hingga akhirnya setelah saya berhasil menjawab sampai soal ke 30, waktu tersisa 10 menit lagi. Can you imagine? Tiba-tiba saya keringat dingin dan lemas, langsung bergumam dalam hati “oke, saya gak akan bisa dapat skor di atas 500”.

Tapi, tidak menyerah begitu saja karena saya langsung coba jawab soal yang saya bisa diwaktu yang tersisa. Saya coba jawab soal synonim, refer to, dan lainnya. Saya juga lupa, tapi seperti kemudahaan Allah hadir untuk saya pada saat itu, saya bisa menjawab beberapa soal dengan cepat dan saya paham aja gitu. Hingga waktu sisa 3 menit lagi, saya langsung cek lembar jawaban dan sisanya saya tebak mungkin sekitar 10 soal.

Saya acak, tebakan jawaban itu dengan pilihan jawaban B dan C, saya ikut sarannya di buku Best Score TOEFL 600 standar ETS. Hingga pengawas menghampiri meja saya dan mengambil lembar jawaban. Keluar ruangan, saya langsung rasanya lemas, takut, sedih, bercampur aduk. Langsung membuat perkiraan ini saya kira-kira dapat score 490an.

Saat itu saya yakin Listening mampu jawab 35 soal, structure 35, dan reading 20 soal saja. Sepanjang waktu menunggu pengumuman, saya selalu menghitung-hitung perkiraan score yang mungkin saya dapatkan. Pulang ke rumah, saya minta doa dari Bunda untuk hasil yang terbaik, *maaf ngalay, syahdu rasanya. Hahaha.

Hasil gambar untuk Common Mistakes in IELTS IntermediateĆ¢€.Katanya hasilnya keluar setelah seminggu, tapi seminggu itu rasanya sebulan. Menunggu pengumuman, saya tidak mau belajar ulang, coba ambil libur panjang setelah 2 bulan non-stop belajar wkwkw. Namun, untuk tetap mengasah kemampuan dan materi yang sudah saya transfer ke otak, saya coba ulang-ulang dengan menjawab soal di modul “Common Mistakes at IELTS Intermediate”.

Membuka Hasil Tes

Terhitung seminggu, tepat hari Selasa saya lebih panik dan deg-degan. Gak tau jelasinnya gimana, tapi memang over hectic. Di pagi hari, saya cek website Pusat Bahasa, belum ada update terbaru dan tidak ada kabar di SMS juga. Akhirnya, tepat setelah zuhur saya menerima SMS dari pihak Pusat Bahasa yang memberitahu bahwa nilai ITP sudah keluar.

Dengan keadaan gemetaran dan jantung  deg-degan, saya buka webnya. Awalnya gak berani lihat tapi penasaran, akhirnya saya menilai nilai 513. What a surprise! Saya benar-benar gak nyangka bisa dapat score segitu, perkiraan saya meski memang dapat di atas 500 paling mentok di 503.


Tapi, Allah benar-benar Adil dan Meridhoi juga membantu saya selama masa perjuangan *ceilee. Nilai reading saya benar-benar Alhamdulillah. Coba saja jika saya mendapat score di atas 500 namun nilai reading 40, maluuuuu.

 Saya selalu percaya, jika kita bermimpi dan bersungguh-sungguh pasti kita akan mendapatkan hal yang kita impikan. Meski tidak sekarang, cepat atau lambat pasti dikabulkan jika Allah berkehendak.

Ditambah lagi restu seorang Ibu, saya yakin disetiap keberhasilan dan pencapaian dalam hidup saya selalu 80% itu karena peran Ibu. Selebihnya, itu karena usaha saya yang tidak seberapa ini dan juga atas doa yang  saya pinta dan rasa mengemis pada-Nya.

What’s Next?

Kedepannya, saya akan mengejar mimpi-mimpi yang sudah saya list, apakah kedepannya saya sanggup melewatinya atau tidak seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya. Yang jelas, saya tidak akan menyerah begitu saya meski orang lain ada yang pintarnya keterlaluan.

Tapi, rasa semangat dan perjuangan yang harus saya miliki tidak boleh kalah dari mereka. Because, ada satu quote yang menjadi moodbooster buat saya, “Keberhasilan bukanlah milik mereka yang pintar, tapi milik mereka yang senantiasa mau berusaha”. Jadi, saya selalu ingin berjuang untuk keberhasilan tersebut meski terkadang saya tidak kapasitas otak saya mampu.

I can’t wait for the next journeys of life I’ll go through.


Afya.


Cara Tes TOEFL Preparation Gratis Sendiri di Rumah, Begini!

Author: Fitri Adha Afya Belakangan ini, saya mendapatkan banyak pertanyaan dari teman dan juga students mengenai cara tes TOEFL gratis sendi...